Hari ini, Sabtu (29 Oktober 2022), tempeh atau tempe menjadi Google Doodle di Indonesia.
Google memberi keterangan pada gambar “Merayakan Tempeh.”
Pada tahun 2009, ada adegan di Malaysia yang menyebut tempe sebagai makanan khas.
Jika di Indonesia disebut “tempeh” maka di Malaysia disebut “tempeh”.
Mengutip dari laman Wikipedia, tempe merupakan makanan khas Indonesia, terbuat dari kedelai yang difermentasi atau beberapa bahan lainnya, menggunakan beberapa jenis Rhizopus oligosporum, Rhizopus oryzae, Rhizopus merayap (jamur roti) atau Rhizopus.
Sediaan fermentasi ini sering disebut sebagai “ragi tempe”.
Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia.
Tempe kaya akan serat makanan, kalsium, vitamin B dan zat besi.
Berbagai komponen dalam tempe memiliki khasiat obat, seperti antibiotik untuk mengobati infeksi dan antioksidan untuk mencegah penyakit degeneratif.
Umumnya tempe berwarna putih karena miselium kapang mengikat biji kedelai menjadi satu sehingga menghasilkan tekstur yang padat.
Degradasi komponen kedelai selama fermentasi memberikan tempe rasa dan aroma yang unik.
Tempe terasa sedikit asam dibandingkan dengan tahu.
Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, namun kini sudah mendunia.
Banyak vegetarian di seluruh dunia menggunakan tempe sebagai pengganti daging.
Oleh karena itu, saat ini tempe tidak hanya diproduksi di Indonesia, tetapi juga di berbagai belahan dunia.
Berbagai penelitian dilakukan di Jerman, Jepang, Amerika Serikat dan negara-negara lain.
Indonesia saat ini juga sedang berusaha mengembangkan galur Rhizopus yang berkualitas tinggi untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat dan berkualitas, atau untuk meningkatkan kandungan gizi tempe.
Beberapa pihak khawatir kegiatan ini mengancam keberadaan tempe sebagai bahan pangan masyarakat, karena ragi tempe strain premium dapat dipatenkan dan penggunaannya dilindungi secara hukum (memerlukan izin dari pemegang paten).
Tempe dikenal masyarakat Eropa melalui Belanda. [16] Pada tahun 1895, Prinsen Geerlings (seorang ahli kimia dan mikrobiologi dari Belanda) melakukan upaya pertama untuk mengidentifikasi kapang tempe.
Perusahaan tempe pertama di Eropa didirikan di Belanda oleh imigran Indonesia.
Melalui Belanda, tempe telah populer di Eropa sejak tahun 1946.
Sementara itu, tempe menjadi populer di Amerika Serikat setelah pertama kali diproduksi di Amerika Serikat pada tahun 1958 oleh Yap Bwee Hwa, orang Indonesia pertama yang melakukan penelitian ilmiah tentang tempe.
Tempe telah dipelajari di Jepang sejak tahun 1926, tetapi produksi komersial baru dimulai sekitar tahun 1983.
Pada tahun 1984, terdapat 18 perusahaan tempe di Eropa, 53 di Amerika Serikat, dan 8 di Jepang.
Di beberapa negara lain, seperti Republik Rakyat Cina, India, Taiwan, Sri Lanka, Kanada, Australia, Amerika Latin, dan Afrika, tempe sudah mulai dikenal di kalangan terbatas.