Sejarah Masjid Istiqlal yang terbesar di Indonesia

Masjid Istiqlal adalah masjid terbesar di Indonesia, tepat di Jakarta. Masjid Istiklal memiliki luas bangunan 24.200 meter persegi dan luas tanah 98.247 meter persegi.

Masjid Istiklal dibangun pada tahun 1951 oleh presiden pertama Indonesia, Soekarno. Di bawah ini adalah sejarah masjid terbesar di Indonesia yaitu Masjid Istiklal.

Sejarah berdirinya Masjid Istiqlal dipicu oleh gagasan Presiden Soekarno pada tahun 1950-an. Ide awal pembangunan Masjid Istiqlal sebenarnya muncul pada tahun 1944 pada pertemuan beberapa ulama dan pimpinan organisasi dan tokoh Islam di Pegan Saan Timur, Jakarta.

Para ulama dan tokoh Islam ingin membangun masjid besar di Jakarta yang selama ini diinginkan umat Islam. Soekarno menamakan pembangunan masjid ini Masjid Jami’ yang artinya masjid agung.

Setelah mendengar permintaan itu, Sukarno bertanya kepada Ulama tentang biaya persiapan mereka untuk membangun Masjid Istiqlal. Mereka juga mengatakan bahwa mereka dapat menjamin pendanaan sebesar Rp 500.000 dari usaha patungan.

Soekarno merasa dana tersebut tidak mencukupi karena ingin membangun Masjid Istiklal agar megah dan kuat. Akademisi juga berusaha meyakinkan Sukarno bahwa dananya memadai.

Selain itu, banyak juga umat Islam yang bersedia membantu dengan menyumbangkan kayu, bahan bangunan, kapur dan genteng. Mendengar kata kayu dan genteng, Soekarno semakin yakin bahwa pembangunan Masjid Agung akan ditunda.

Sukarno kemudian meminta para Ulama dan tokoh Islam untuk bersabar terlebih dahulu. Soekarno kemudian menjelaskan bahwa masjid Istiklal dibangun agar tahan lama, sehingga diperlukan material yang lebih baik.

Jadi, kata Sukarno, Masjid Jamie (sekarang Masjid Istiqlal) harus dibangun dengan rangka besi, beton, pintu perunggu, dan lantai marmer untuk bertahan 1.000 tahun.

Menentukan Lokasi Penetapan lokasi pendirian Masjid Istiqlal sempat menuai pro kontra antara Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hadda. Presiden Soekarno ingin membangun Masjid Istiklal di atas tanah bekas benteng Belanda Frederik.

Benteng ini dibangun oleh Gubernur Van den Bosch pada tahun 1834 dan terletak di Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral dan Jalan Veteran. Pada saat yang sama, Muhammad Hadda mengusulkan untuk membangun Masjid Istiklal di antara umatnya, di Jalan Thamrin, yang saat itu dikelilingi oleh desa-desa.

Selain itu, Mohamed Hatta menilai pembongkaran benteng Belanda akan memakan biaya yang tidak sedikit. Akhirnya, Presiden Soekarno memutuskan untuk membangun Masjid Istiklal di atas tanah bekas benteng Belanda.

Sebab, di seberang lokasi itu sudah berdiri Katedral yang bisa menggambarkan kerukunan dan kerukunan hidup beragama di Indonesia. Pada Sabtu (2/4/2022), umat Islam melaksanakan shalat Tarawih pertama mereka selama Ramadhan 1443 Hijriyah, di Masjid Istiqlal Jakarta. Tarawih pertama menandai pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan 1443 H selama sebulan penuh.

Lihat foto-foto umat Islam saat melaksanakan salat Tarawih pertama Ramadhan 1443 Hijriyah di Masjid Istiqlal Jakarta, Sabtu (4 Februari 2022). Tarawih pertama menandai bulan Ramadhan 1443 H ibadah puasa yang berlangsung selama sebulan penuh. Didesain oleh Friedrich Silaban. Presiden Soekarno meresmikan tiang pertama Masjid Istiklal pada 24 Agustus 1961 bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW yang disaksikan ribuan umat Islam.

Saat proses deklarasi berlangsung, Sukarno yakin Masjid Istiklal akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan mengalahkan masjid-masjid besar di negara lain. Sayangnya, proses pembangunan masjid tidak mulus. Pembangunan Masjid Istiklal telah membuat sedikit kemajuan sejak perencanaan 1950-1965 karena gejolak politik dan ekonomi. Permasalahan yang menghambat pembangunan Masjid Istiklal berkisar dari kekurangan dana akibat krisis ekonomi tahun 1960-an hingga pecahnya peristiwa G30S pada tahun 1965.

Setelah kondisi lebih kondusif, pada tahun 1966, Menteri Agama KH Muhammad Dahlan kembali mempelopori pembangunan masjid. Tujuh belas tahun kemudian, Masjid Istiklal selesai dibangun. Masjid Istiklal diresmikan pada 22 Februari 1978 oleh Presiden Suharto. Baca juga: Masjid Suci, Asimilasi Budaya Islam dan Hindu Masjid terbesar Masjid Istiklal dikenal sebagai masjid terbesar di Indonesia karena luas bangunan 24.200 meter persegi dan luas tanah 98.247 meter persegi.

Masjid Istiqlal dapat menampung hingga 200.000 jamaah. Terdapat empat tingkat balkon dan satu lantai dasar, dengan lima tingkat menggambarkan rukun Islam. Kemudian, ada menara dengan tinggi 66,66 meter dan diameter 5 meter. Ketinggian menara adalah simbol dari jumlah ayat dalam Al-Qur’an. Sementara itu, di atas muadzin terdapat menara baja setinggi 28 ton setinggi 30 meter. Referensi: El-Fikri, Syahruddin. (2014). Sejarah Ibadah. Jakarta: Pers Republik. Vletter, Martin De. (Tahun 2009). Arsitektur masa lalu masa kini, Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Posted in Umum

Tags - istiqlalmasjidmasjid istiqlal