Tercatat lebih dari 30 gempa terkini susulan mengguncang Tapanuri Utara di Sumatera Utara setelah gempa pertama berkekuatan 6 skala Richter terjadi pada pukul 02.28 WIB pada Sabtu (1/10). Dua dari gempa tersebut berkekuatan 5,1 dan berkekuatan 5 beberapa menit setelah gempa pertama.
“Hingga pukul 04.30 WIB pantauan BMKG gempa terkini Tarutung magnitudo 5,8 (pada halaman BMKG 6 magnitudo) menunjukkan lebih dari 30 aktivitas gempa susulan telah terjadi,” cuit Koordinator Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono melalui akun Twitternya.
Dia mengatakan gempa terkini susulan terbesar memiliki kekuatan 5,1 SR. Dan yang terkecil adalah 2,5. Tidak ada kemungkinan tsunami dari rangkaian gempa bumi ini.
Daryono menjelaskan, gempa tektonik dipicu oleh aktivitas pergeseran sesar Sumatera di segmen Renun.
Pusat gempa terkini pertama berada di 2.11°LU; 98.83°BT, atau tepatnya di daratan di wilayah Tapanuri Utara Sumatera Utara pada kedalaman 10 kilometer. Mengingat letak dan kedalaman episentrum, gempa ini merupakan gempa dangkal.
“Gempa yang terjadi merupakan gempa dangkal yang disebabkan oleh aktivitas sesar Sumatera Raya di segmen Renun. Analisis mekanisme fokus menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme strike-slip,” kata Daryono.
Gempa tersebut juga tergolong gempa terkini merusak. Intensitas gempa pertama terasa pada skala VI MMI Taruntung. Kemudian ada Sipahutar kelas kekuatan V MMI, Singkil kelas kekuatan IV MMI, serta Tapaktuan dan Gunung Sitoli kelas kekuatan III MMI.
Skala MMI VI berarti semua penghuni merasakan getaran. Kebanyakan orang ketakutan, plester dindingnya terlepas, dan cerobong asap pabrik rusak, sedikit rusak.
“Berdasarkan informasi terakhir, gempa berkekuatan 5,8 SR yang terjadi menyebabkan kerusakan beberapa rumah warga di Tapanuli dan melukai beberapa warga,” kata Dayono.
Dayono mengungkapkan pada 14 Juni 2011, gempa bumi merusak dengan kekuatan 5,5 magnitudo dan kedalaman 10 kilometer juga terjadi di wilayah Tarutong yang disebabkan oleh patahan Sumatera. Gempa tersebut merusak 165 rumah dan melukai lebih dari 50 orang. Gempa tersebut dikenal sebagai gempa Sarula 2011.